Breaking News

Cara Ampuh Membangun Karakter Anak Sejak Dini



Seperti yang kita ketahui anak pada usia 0 hingga 5 tahun adalah masa dimana anak lebih mudah untuk kita didik atau kita atur. Karena pada masa ini adalah masa dimana anak sedang menunjukkan egonya. Anak adalah cerminan dari orang tuanya. Jika kita buruk maka anak pun secara otomatis akan sama buruknya seperti kita. Sebaliknya, jika kita orang tua yang baik maka anakpun akan ikut baik pula. Maka dari itu entah seburuk apapun kita sebagai orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, dalam artian jangan sampai sama buruknya dengan kita.

Kalau diibaratkan anak adalah sebuah kanvas maka kita adalah pelukisnya. Jika kita menggambar pada kanvas itu dengan coretan-coretan yang indah, maka kesan yang akan kita dan orang lain lihat adalah sesuatu yang indah. Tapi sebaliknya, jika kita asal-asalan melukisnya atau tidak beraturan maka hasilnyapun akan mengecewakan (jelek) baik dimata kita ataupun dimata orang lain. Maka dari itu alangkah baiknya kita sebagai orang tua untuk membimbing anaknya agar menjadi orang yang berguna dan memberikan kesan yang baik bagi orang-orang disekitarnya.

Inilah beberapa tips untuk membimbing anak agar menjadi apa yang kita inginkan :

1.  Memberikan contoh yang baik

Dalam metode ini kita memberikan perilaku yang baik pada anak untuk ditiru baginya. Maka dari itu hendaknya kita mencontohkan perilaku mana yang benar bagi anak dan mana yang tidak harus ditunjukkan pada anak. Seperti contoh jika kita makan sambil berdiri hendaknya kita perbaiki sifat tersebut dengan menggantinya menjadi sambil duduk, jika anak memiliki kebiasaan sering memukul-mukul orang maka kita didik dan memberinya contoh dengan cara mengelus-elus dia atau orang lain disekitar kita. Hal ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan jika anak melakukan kesalahan lantas kita membentaknya. Karena yang namanya anak dimasa ini sangat mudah meniru tentang keadaan disekitarnya.

2.  Membisikinya saat dia tidur

Saat tidur adalah saat dimana jendela informasi dapat diterima secara tidak sadar. Karena pada saat itu otak sedang berada di alam bawah sadar sehingga memungkinkan kita untuk memerikan materi yang tepat untuk anak terapkan nantinya. Sebenarnya metode ini hampir sama dengan metode hipnotis yang memanfaatkan alam bawah sadar kita, dan yang kita ketahui hipnotis adalah dimana sebuah sugesti yang kita berikan kepada orang yang kita hipnotis itu untuk menuruti apa yang kita sugestikan tadi. Tapi bedanya dengan metode hipnotis adalah jika metode pada saat tidur ini adalah kita tidak memaksakan anak untuk menuruti apa yang kita suruh. Akan tetapi kita memberikan suatu sikap pada anak untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi dirinya. Diusahakan dalam metode ini kita bisikkan hal-hal tersebut saat anak dalam kondisi setengah sadar, maksud disini adalah ketika anak tidak dalam keadaan tidur lelap melainkan pada saat setelah anak mengigau.



3.  Melantunkan musik yang lembut

Musik adalah suatu rangkaian nada-nada yang memberikan suatu imajinasi yang mengisyaratkan pendengarnya untuk mendeskripsikan apa yang diisyaratkan lewat nada-nada tersebut. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus sering-sering memberikan suatu rangsangan kepada anak lewat lagu yang bernada lembut. Jangan sampai kita sebagai orang tua yang mencintai musik keras menerapkan atau memperdengarkan lagu atau nada-nada tersebut. Karena menurut penelitian disimpulkan bahwa sebuah tanaman akan jauh lebih cepat berkembang dengan lantunan musik yang bernada lembut ketimbang tanaman yang dilantunkan musik keras. Adapun sekelompok lebah yang berada pada tabung diperdengarkan musik lembut akan menciptakan tarian indah dan beraturan oleh sekelompok lebah tersebut. Lain halnya dengan musik keras membuat lebah terbang tak beraturan seperti dalam keadaan terancam. Nah, bagaimana jika kita terapkan pada anak? Alangkah lebih bijaknya kita sebagai orang tua untuk melantunkan musik-musik yang bernadakan lembut seperti lagu pop klasik maupun lagu instrumen agar perangai anak akan menjadi lembut dan sopan kelak.

4.  Membuang kata "jangan"

Kenapa pada poin ini kita tidak diperbolehkan untuk mengucapkan kata "jangan" pada anak? Tahukah anda sebagai orang tua yang dulunya pernah kecil, apakah anda sering untuk mendengarkan kata "jangan" tersebut? Lantas apa respon yang anda terima pada saat anda mendengarkan kata tersebut? kata "jangan" adalah kata dimana suatu tindakan agar tidak boleh untuk dilakukan. Pada anak jika sering kali mendengar kata tersebut akan memberikan tanda tanya besar pada benaknya. Semakin sering kita memberinya kata tersebut maka akan semakin banyak pula pertanyaan yang disimpan dalam dirinya yang nanti kelak dia akan melakukannya dikemudian hari. Nah, alangkah baiknya kita mengganti kata "jangan" tersebut dengan sebuah kata ajakan untuk tidak melakukan hal yang sekiranya tidak baik bagi anak. Sebagai contoh jika anak sering jajan maka sikap kita sebagai orang tua memberikan penjelasan seperti ini : "Nak, kalau kamu jajan terus nanti perut kamu sakit, mending makan saja biar perutnya kenyang". Dalam hal ini anak akan lebih tahu akibat yang akan didapat dibandingkan dengan kita melarangnya untuk tidak jajan. Kesimpulannya adalah hindarkan sekecil mungkin kata "jangan" tersebut menjadi kata yang bersifat ajakan yang berujung pada akibatnya yang nanti ia dapat jika dia melakukannya.

5.  Usahakan untuk tidak membentak anak

Pada usia balita anak akan sangat sensitif pada apa yang dia terima entah itu perkataan, perlakuan ataupun bentakan. Hal ini akan mengakibatkan mental anak semakin menurun. Menurut penelitian disebutkan bahwa sekali membentak anak mengakibatkan jutaan sel otak mati secara langsung. Nah, kalau sel otak itu mati maka otomatis kecerdasan anak pun akan ikut menurun. Sebaiknya sikap kita sebagai orang tua untuk tidak membentaknya.

Sebagai solusinya adalah jika menyikapi anak yang nakal sebaiknya kita melakukan pendekatan secara pribadi ke anak kita. Beri dia penjelasan yang baik bahwa apa yang dia perbuat itu tidak baik baginya. Jika anak terlampau nakal sehingga mengakibatkan kita marah, solusinya adalah suruh anak itu menghadap ke pojok dinding sampai anak kita menyadari kesalahannya dan meminta maaf.

6.  Melakukan pendekatan melalui potensi 

Maksud dari poin ini adalah dimana kita harus tahu potensi atau kegemaran anak sehingga kita mudah untuk mendekati dan memberikan nasihat yang berguna bagi anak. Dengan metode ini kita sebut saja dengan metode learning by doing. Karena melalui metode ini kita mendekatkan diri kita pada anak menggunakan kegemaran pada anak. Sebagai contoh jika kita telah mengetahui potensi anak adalah bermain bola, maka kita gunakan interaksi ini sambil bermain bola. Kita ajarkan bagaimana caranya bermain bola dan sembari kita memberikan suatu pendekatan untuk memberikan berbagai macam bimbingan yang bersifat membangun bagi anak seperti anak harus rajin, tidak boleh untuk selalu marah, harus lebih giat belajar, jagan pantang menyerah atau yang lainnya.


7.  Hindarkan anak dari gatget, ponsel dan lainnya

Pada zaman sekarang memang sulit untuk anak tidak tahu apa itu tehnologi. Tapi alangkah lebih baiknya jika anak untuk tidak tahu dulu akan apa itu tehnologi. Karena yang namanya anak selalu ingin bermain, sedangkan yang ada pada ponsel atau gadget kita memilik berbagai macam permainan. Hal ini menimbulkan candu bagi anak sehingga mengakibatkan anak jauh untuk bermain dengan teman sebayanya, kita sebut saja hal ini sebagai sifat autis pada anak. Sungguh sangat disayangkan apabila anak kita kelak tumbuh dewasa akan tetapi tidak mau untuk berinteraksi dengan sosial. Selain itu pula jika anak terus menerus menggunakan perangkat tersebut mengakibatkan konsentrasi anak terganggu, karena konsentrasi anak selalu tertuju pada game yang ada pada perangkat tersebut. Dan mata pun akan lebih cepat terganggu pada anak, karena fisik anak yang masih kecil akan terlalu renta pada kerusakan. Biarkanlah anak untuk tidak mengetahui apa itu tehnologi. Karena nanti kelak dia beranjak remaja, dia akan secara sendirinya untuk mencari tahu apa itu tehnologi.



Demikian yang bisa saya sampaikan, walaupun sedikit penjelasan dari saya semoga bisa menjadi bermanfaat bagi anda untuk dapat menyikapi apa yang harus dilakukan pada anak kita. Karena kita sebagai orang tua pastinya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Baik buruknya anak adalah hasil yang kita peroleh nantinya. Maka dari itu sebaiknya kita mendidiknya agar menjadi lebih baih sehingga mengharumkan nama kita sebagai orang tuanya.



Catatan : Klik tombol ikuti pada blog kami untuk mendapatkan update seputar info yang dapat membantu anda dan memberikan wawasan bagi anda. Jangan lupa untuk share postingan dan video tutorial saya sekiranya menarik dan dapat membantu anda. Dimohon untuk sangat agar klik iklan yang ada demi kelangsungan blog ini. Berkomentarlah secara baik dan berikan kritik dan saran apabila postingan kali ini kurang detail, ada poin yang terlewatkan link rusak atau konten yang tidak menyenangkan. Sekian dan terimakasih.

No comments